Supervisor dan Leader adalah ujung tombak di lini produksi yang bertugas merealisasikan rencana kerja harian dengan mengelola berbagai sumber daya seperti bahan baku, mesin, waktu, tenaga kerja, dan anggaran. Dalam posisi ini, mereka tidak hanya dituntut menguasai aspek teknis pekerjaan, tetapi juga memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat, mampu menjembatani strategi manajemen, serta mengawasi dan membimbing tim secara efektif. Kenyataannya, banyak karyawan dipromosikan menjadi Supervisor atau Leader karena prestasi teknisnya, namun tidak dibekali dengan keterampilan memimpin. Hal ini sering mengakibatkan turunnya semangat, konflik dengan bawahan (yang sebelumnya mungkin adalah rekan kerja), serta menurunnya kinerja tim secara keseluruhan.

Tidak sedikit Leader dan Supervisor yang bersikap pasif, menunggu perintah atasan, atau tidak berani mengambil keputusan. Mereka kesulitan dalam mengarahkan tim sesuai standar kerja (SOP), bahkan cenderung terlibat dalam pekerjaan operasional ketimbang menjalankan fungsi utamanya sebagai pengarah dan pengawas. Akibatnya, kegiatan perbaikan berkelanjutan (improvement) menjadi terbengkalai. Untuk menghindari hal ini, diperlukan pelatihan yang memperkenalkan dasar-dasar kepemimpinan operasional dan memberikan keterampilan praktis agar para Leader dan Supervisor mampu menjalankan perannya secara efektif.